Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Perlu
diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara
metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan
segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk
suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu,
tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode
yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu,
kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.
Adakalanya
seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok
babasan tertentu.Dengan variasi beberapa metode, penyajian pengajaran menjadi
lebih hidup.Misalnya pada awal pengajaran, guru memberikan suatu uraian dengan
metode ceramah, kemudian menggunakan contoh-contoh melalui peragaan dan
diakhiri dengan diskusi atau tanya-jawab.Di sini bukan hanya guru yang aktif
berbicara, melainkan siswa pun terdorong untuk berpartisipasi.
Pada
dasarnya guru adalah seorang pendidik.Pendidik adalah orang dewasa dengan
segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir
anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak
didiknya.Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar
di kelas.Salah satu yang paling penting adalah performance guru di
kelas.Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta
suasana belajar yang menyenangkan.Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Tiap-tiap
kelas bisa kemungkinan menggunakan metode menagajar yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus
mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran. Disini kami akan memaparkan
beberapa Metode Mengajar menurut Ns.
Roymond H. Simamora, M.Kep yang dapat kita digunakan.
Suatu
metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi
dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian
pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan
oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru
lain.
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Metode
Menurut Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia (Ananda Santoso dan A.R. Al Hanif, 2001 : 254), yang
dimaksud dengan metode adalah ”Cara yang telah terpikir baik-baik dan teratur
untuk mencapai sesuatu maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya)”.
Sedangkan yang dimaksud dengan metodik adalah “Pengetahuan tentang metode atau
cara mengajar”. Ada lagi kata-kata yang masih berasal dari satu akar, yaitu
metodis dan metodologi. Metodis mempunyai arti ”Menurut metode, dengan cara
yang teratur”, sedangkan metodologi mempunyai arti ”ilmu tentang metode, ilmu mengajar
(mendidik) dan sebagainya”.
Pengertian metode yang menurut penulis paling
tepat adalah yang diungkapkan oleh Ignatius Ulihbukit Karo-karo dan kawan-kawan
dalam bukunya yang berjudul Suatu Pengantar Kedalam Metodologi
Pengajaran (1975 : 7). Dalam buku itu dinyatakan bahwa : “Metode
berasal dari bahasa Yunani, yaitu metha dan hodos. Metha berarti melalui atau
melewati, sedangkan hodos berarti jalan atau cara. Dengan demikian metoda
berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu”.[1]
B.
Pengertian Mengajar
Di dalam Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia (Ananda Santoso dan A.R. Al Hanif, 2001 : 15), mengajar
berasal dari kata ajar yang mempunyai arti “Guru, sesuatu kepandaian yang
diajarkan”. Sedangkan menurut Ignatius Ulihbukit Karo-karo dan kawan-kawan
(1975 : 8), yang dimaksud dengan mengajar adalah ”Menyajikan bahan pelajaran
atau proses menyajikan bahan pelajaran”.
Pengertian Metode Mengajar
Menurut Nunung Sriwidianingsih dalam diktat yang
berjudul Startegi Belajar Mengajar(2005 : 26) yang dimaksud dengan
metode mengajar mempunyai pengertian : “Teknik penyajian yang dikuasai guru
untuk mengajar/menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik
secara individu/kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan
oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula
pencapaian tujuan”.
Dengan demikian dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa
yang dimaksud dengan metode mengajar secara praktis adalah cara atau jalan yang
harus dilalui untuk mencapai tujuan dari proses menyajikan bahan pelajaran.
D. Macam-Macam Metode
Mengajar
1. Metode Ceramah
Metode
Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap
kelas.Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah “berbicara". Dalam
ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan pertanyaan pertanyaan, akan tetapi
kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok
pokok penting, yang dikemukakan oleh guru; bukan menjawab pertanyaan-pertanyaan
siswa. Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai metode mengajar
telah menjadi salah satu persoalan yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian
orang menolak sama sekali dengan alasan bahwa cara sebagi metode mengajar
kurang efisien dan bertentangan dengan cara manusia belajar. Sebaliknya,
sebagian yang mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih banyak dipakai sejak
dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin meninggalkan
ceramah walaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar pelajaran atau merupakan
uraian singkat di tengah pelajaran.[2]
Kalau
kita teliti lebih lanjut, sebenarnya alasan-alasan tersebut di atas tidaklah
sama sekali salah, tatapi juga tidak sama sekali benar. Hal yang sebenarnya
adalah bahwa dalam situasi-situasi tertentu, metode ceramah merupakan metode
yang paling baik, tetapi dalam situasi lain mungkin sangat tidak efisien. Guru
yang bijaksana senantiasa menyadari kondisi-kondisi yang berhubungan situasi
pengajaran yang dihadapinya, sehingga ia dapat menetapkan bilamanakah metode
ceramah sewajamya digunakan, dan bilakah sebaiknya dipakai metode lain. Tidak
jarang guru menunjukkan kelernahannya, karena ia hanya mengenal satu atau dua
macam metode saja dan karenanya ia selalu saja menggunakan metode ceramah untuk
segala macam situasi. Kelemahan ini juga merupakan salah satu sebab mengapa
metode ceramab dikritik orang, dan sering dirangkaikan dengan sifat verbalistis
(kata-kata tetapi tidak mengerti artinya).
Ø Kelebihan
dan kelemahan metode ceramah :
·
Kelebihan :
-
Guru menguasai arah pembicaraan
seluruh kelas:
Kalau kelas sedang berdiskusi,
sangatlah mungkin bahwa seorang siswa mengajukan pendapat yang berbeda dengan
anggota kelompok yang lain, hal ini dapat mempengaruhi suasana dan diskusi jadi
berkepanjangan bahkan sering menyimpang dari pokok bahasan. Tetapi pada metode
ceramah hanya guru yang berbicara, maka ia dapat menentukan sendiri arah
pembicaraan.
-
Organisasi kelas sederhana:
Dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi guru adalah buku
catatannya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau
kadang-kadang duduk. Cara ini paling sederhana dalam hal pengaturan kelas, jika
dibandingkan dengan metode demonstrasi dimana guru harus mengatur alat-alat.
Atau dibandingkan dengan kerja kelompok, dimana guru harus membagi kelas ke
dalam beberapa kelompok, ia harus merubah posisi kelas.
·
Kelemahan :
-
Guru tak dapat mengetahui sampai
dimana siswa telah mengerti pembicaraannya. Kadang-kadang guru beranggapan
bahwa kalau para siswa duduk diam mendengarkan atau sambil mengangguk-anggukkan
kepalanya, berarti mereka telah mengerti apa yang diterangkan guru. Padahal
anggapan tersebut sering meleset, walaupun siswa memperlihatkan reaksi
seolah-olah mengerti, akan tetapi guru tidak mengetahui sejauh mana penguasaan
siswa terhadap pelajaran itu. Oleh karena itu segera setelah ia berceramah,
harus diadakan evaluasi, misalnya dengan tanya jawab atau tes.
-
Kata-kata yang diucapkan guru,
ditafsirkan lain oleh siswa. Dapat terjadi bahwa siswa memberikan pengertian
yang berlainan dengan apa yang dimaksud oleh guru. Kiranya perlu kita sadari
bahwa tidak ada arti yang mutlak untuk setiap kata tertentu. Kata-kata yang
diucapkan hanyalah bunyi yang disetujui penggunaannya dalam suatu masyarakat
untuk mewakili suatu pengertian. Misalnya: kata modul, bagi siswa SLTP Terbuka
dan mahaiswa UT diartikan sebagai salah satu bentuk bahan belajar yang berwujud
buku materi pokok. Sedangkan bagi para astronout, modul diartikan sebagai salah
satu komponen dari pesawat luar angkasa.
Itulah sebabnya maka setiap anak harus membentuk
perbendaharaan bahasanya berdasarkan pengalaman hidupnya sehari-hari. Selama
ada persamaan pendapat antara pembicara dengan pendengar, maksud pembicaraan
akan dimengerti oleh pendengar. Kalau guru menggunakan kata-kata abstrak
seperti “keadilan”, “kepribadian”, “kesusilaan”, mungkin bagi setiap siswa
tidak sama pengertiannya, atau sangat kabur mengartikan kata-kata itu.
Lebih-lebih lagi bila kata-kata itu dirangkaikan dalam kalimat, akan semakin
banyak kemungkinan salah tafsir dari pembicaraan guru. Itulah sebabnya mengapa
sering terjadi siswa sama sekali tidak memperoleh pengertian apapun dari
pembicaraan guru. Oleh karena itu bila guru ingin menjelaskan sesuatu yang
kiranya masih asing bagi siswa, guru dapat menyertakan peragaan dalam
caramahnya.Peragaan tersebut dapat berbentuk benda yang sesungguhnya,
model-model dari benda, menggambarkan dengan bagan atau diagram di papan tulis.[3]
2.
Metode Tanya Jawab
Dalam menggunakan metode mengajar,
tidak hanya guru saja yang senaantiasa berbicara seperti halnya dengan metode
seramah, melainkan mencakup pertanyaan-pertanyaan dan penyumbangan ide-ide dari
pihak siswa.
Perbedaan pokok diantara metode tanya-jawab dengan metode
diskusi terletak pada:
-
Corak pertanyaan yang diajukan guru.
-
Sifat pengambilan bagian yang diharapkan dari pihak siswa.
Pada hakekatnya metode tanya jawab berusaha menanyakan apakah siswa telah mengetahui
fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan, dalam hal lain guru juga bermaksud
ingin mengetahui tingkat-tingkat proses pemikiran siswa. Melalui metode
tanya-jawab guru ingin mencari jawaban yang tepat dan faktual.
Sebaliknya
dengan metode diskusi, guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang agak
berbeda sifatnya.Di sini guru merangsang siswa untuk menggunakan fakta-fakta
yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu persoalan.Pertanyaan seperti ini
biasanya tidak mempunyai jawaban yang tepat dan tunggal, melainkan lebih dari
sebuah jawaban.
Dari penjelasan tersebut kita ketahui bahwa metode tanya
jawab mempunyai hubungan dengan metode apakah yang sedang dipakai guru metode
ini sering sukar dibedakan, tujuan dan teknik masing-masing cukup mempunyai
perbedaan yang besar sehingga dalam uraian ini seyogianya dibedakan.
Metode
tanya-jawab digunakan dengan maksud :
- Melanjutkan
(meninjau) pelajaran yang lalu
- Menyelingi
pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama siswa
- Memimpin
pengamatan dan pemikiran siswa.
Ø Kelebihan
dan kelemahan metode tanya-jawab :
·
Kelebihan :
- Kelas
lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja
- Memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang
belum dimengerti oleh para siswa
- Guru
dapat mengetahui sampai di mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang
diterangkan.
·
Kelemahannya :
-
Dengan tanya jawab kadang-kadang
pernbicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalarn mengajukan pertanyaan,
siswa rnenyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok
yang dibicarakan. Dalarn hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat
persoalan baru.
-
Mernbutuhkan waktu lebih banyak.
3. Metode
Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran
dimana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam
kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia;
sedemikian kompleksnya masalah tersebut, sehingga tak mungkin hanya dipecahkan
dengan satu jawaban saja, melainkan harus menggunakan segala pengetahuan yang
kita miliki untuk mencari pemecahan yang terbaik.Ada kemungkinan terdapat lebih
dari satu jawaban yang benar sehingga kita harus menemukan jawaban yang paling
tepat diantara sekian banyak jawaban tersebut.
Kecakapan untuk rnemecahkan masalah tersebut dapat
dipelajari.Untuk itu siswa harus dilatih sejak kecil.Persoalan yang kompleks sering
kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat karenanya dibutuhkan pemecahan atas
dasar kerjasama.Dalarn hal ini diskusi merupakan jalan yang banyak membeni
kemungkinan pemecahan terbaik.Selain membeni kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis, kita
diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan keputusan atas dasar
persetujuan bersama.Bagi anak-anak, latihan untuk peranan kepemimpinan serta
peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat.
Ø Kebaikan
dan kelemahan metode diskusi :
·
Kebaikan :
-
Siswa belajar bermusyawarah
-
Siswa mendapat kesempatan untuk
menguji tingkat pengetabuan masing-masing.
-
Belajar menghargai pendapat orang
lain.
-
Mengembangkan cara berpikir dan
sikap ilmiah.
·
Kekurangan/kelemahan :
-
Pendapat serta pertanyaan siswa
dapat menyimpang dari pokok persoalan.
-
Kesulitan dalam menyimpulkan sering
menyebabkan tidak ada penyelesaian.
-
Membutuhkan waktu cukup banyak.
4. Metode
Kerja Kelompok
Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar
dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi
atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pengajaran
tertentu.Sebagai metode mengajar, kerja kelompok dapat dipakai untuk mencapai
barmacam macam tujuan pengajaran. Pelaksanaannya tergantung pada beberapa
fäktor misalnya tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta
fasilitas pengajaran di dalam keIas.[4]
Ø Kelebihan
dan kelemahan kerja kelompok
·
Kelebihan :
-
Dapat memupuk nasa kenjasama.
-
Suatu tugas yang luas dapat segera
diselesaikan.
-
Adanya persaingan yang sebat.
·
Kelemahan :
-
Adanya sifat-sifat pribadi yang
ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu
tergantung kepada orang lain.
-
Bila kecakapan tiap anggota tidak
seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau didominasi oleh seseorang.
5. Metode
Demonstrasi dan Eksperimen
Antara metode demonstrasi dan eksperimen sebenarnya berbeda,
akan tetapi dalam praktek sering dipergunakan silih berganti atau saling melengkapi.
Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar di mana
seorang guru, orang luar atau manusia sumber yang sengaja diminta atau siswa
menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil dari benda asli)
atau suatu proses, misalnya bagaimana cara membuat peta timbul, bagaimana cara
menggunakan kamera dengan hasil yang baik, dan sebagainya. Sedangkan metode
eksperimen ialah suatu metode mengajar di mana guru bersama siswa mencoba
mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu. Misalnya,
karena ingin memperoleh jawaban tentang kebenaran sesuatu, mencari cara-cara
yang lebih baik, mengetahui elemen/unsur-unsur apakah yang ada pada suatu
benda, ingin mengetahui apakah yang akan terjadi, dan sebagainya.[5]
Dari kedua batasan tersebut dapat diketahui bahwa sebuah
eksperimen dapat juga dijadikan demonstrasi. Misalnya guru dengan beberapa
orang siswa mengadakan eksperimen mengenai pengaruh tekanan udara terhadap
sebuab kaleng minyak tanah yang kosong, yang sudab dipanasi lebib dulu,
kemudian ditutup rapat-rapat dan segera disiram air dingin. Para siswa melihat
peristiwa itu sebagai demonstrasi.Dalarn hal ini eksperimen dapat dirangkaikan
dengan demonstrasi.Metode ini sering juga disebut metode ilmiah, sebab metode
inilah yang dipakai untuk menguji hipotesis.
Ø Kelebihan
dan kelemahan metode demonstrasi
·
Kelebihan:
-
Perhatian siswa dapat dipusatkan,
dan pokok bahasan yang dianggap penting oleh guru dapat diartikan seperlunya.
-
Siswa ikut serta aktif bila
dernonstrasi sekaligus dilanjutkan dengan eksperimen.
-
Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan
yang mungkin terjadi sekiranya siswa hendak mencoba menpelajari suatu proses
dari buku bacaan.
-
Beberapa persoalan yang belum
dirnengerti ditanyakan langsung saat proses itu ditunjukkan sehingga terjawab
dengan jelas.
·
Kelemahan:
-
Demontrasi menjadi tidak efektif
bila tidak semua siswa dapat ikut serta, misalnya alat terlalu kecil sedangkan
jumlah siswa besar.
-
Bila tidak dilanjutkan dengan
eksperimen ada kernungkinan siswa. menjadi lupa, dan pelajaran tidak akan
berarti karena tidak menjadikan pengalaman bagi siswa.
Ø Kelebihan
dan kelemahan metode eksperimen
·
Kelebihan:
-
Siswa aktif mengalami sendiri.
-
Siswa dapat membuktikan teori-teori
yang pernah diterirna.
-
Mendapatkan kesempatan melakukan langkah-langkah
berpikir iImiah.
·
Kelemahan:
-
Akan kurang berhasil apabila
alat-alat yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan siswa.
-
Kemungkinan tidak membawa hasil yang
diharapkan bila siswa belum cukup pengalarnan.
-
Kadang-kadang ada eksperimen yang
memerlukan waktu panjang sehingga tidak praktis dilaksanakan di sekolah, lebih
merugikan lagi bila untuk dapat melanjutkan pelajaran menunggu basil eksperimen
tersebut.
Metode
Sosiodrama dan Bermain Peran
Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan dua buah
metode mengajar yang mengandung pengertian yang dapat dikatakan bersama dan
karenanya dalam pelaksanaan sering disilih gantikan. Istilah sosiodrama berasal
dari kata sosio = sosial dan drama. Kata drama adalah suatu kejadian atau
peristiwa dalarn kehidupan manusia yang mengandung konflik kejiwaan,
pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau lebih. Sedangkan bermain
peranan berarti memegang fungsi sebagai orang yang dimainkannya, misalnya
berperan sebagai Lurah, penjudi, nenek tua renta dan sebagainya.
Kedua metode tersebut biasanya disingkat menjadi metode
“sosiodrama” yang merupakan metode mengajar dengan cara mempertunjukkan kepada
siswa tentang masalah-masalah hubungan sosial, untuk mencapai tujuan pengajaran
tertentu. Masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa dibawah
pimpinan guru, Melalui metode ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah
laku dalam hubungan antara sesama manusia.Cara yang paling baik untuk memahami
nilai sosiodrama adalah Mengalami sendiri sosiodrama, mengikuti penuturan
terjadinya sosiodrama dan mengikuti langkah-langkah guru pada saat memimpin
sosiodrama.Guru memberi kesempatan kepada para pendengar (siswa lain) untuk
memberikan pendapat atau mencari pemecahan dengan cara-cara lain, kemudian diambil
kesimpulan.[6]
Dalam diskusi kemungkinan terjadi diskusi yang seru karena
adanya perbedaan pendapat.Timbul pertanyaan, apakah dalam keadaan yang
sebenamya mereka juga berani berkata demikian? Sampai dimanakah manusia dapat
mengambil kesimpulan atau keputusan yang sama apabila dalam situasi yang
menekan. Permainan peranan ini menimbulkan sejumlah masalah yang perlu dicamkan
oleh para siswa.Perasaan mereka dapat diperkuat oleh pengalaman yang realistis
itu.
Bila metode inl dikendalikan dengan cekatan oleh guru,
banyak manfaat yang dapat dipetik, sebagai metode cara ini : (1) Dapat
mempertinggi perhatian siswa melalui adegan-adegan, hal mana tidak selalu
terjadi dalam metode ceramah atau diskusi. (2) Siswa tidak saja mengerti
persoalan sosial psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan
pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia, seperti halnya
penonton film atau sandiwara, yang ikut hanyut dalam suasana film seperti, ikut
menangis pada adegan sedih, rasa marah, emosi, gembira dan lain sebagainya. (3)
Siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian
mereka tentang orang lain.
Sebaliknya betapapun besar nilai metode ini ditangan yang
kurang bijaksana akan menjadi nihil. Pada umumnya karena guru sendiri tidak
paham akan tujuan yang dicapai, atau guru memilih metode ini walaupun
sebenarnya kurang tepat untuk tujuan tertentu. Dapat terjadi guru tidak
menyadari pentingnya langkah langkah dalam metode ini.
Ø Kelebihan
dan kelemahan metode sosiodrama
·
Kelebihan:
-
Mengembangkan kreativitas siswa
(dengan peran yang dimainkan siswa dapat berfantasi)
-
Memupuk kerjasama antara siswa.
-
Menumbuhkan bakat siswa dalam seni
drama.
-
Siswa lebih memperhatikan pelajaran
karena menghayati sendiri.
-
Memupuk keberanian berpendapat di depan
kelas.
-
Melatih siswa untuk menganalisa
masalah dan mengambil kesimpulan dalarn waktu singkat.
·
Kelemahan:
-
Adanya kurang kesungguhan para
pemain menyebabkan tujuan tak tercapai.
-
Pendengar (siswa yang tak berperan)
sening mentertawakan tingkah laku pemain sehingga merusak suasana.
7. Metode
Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi
Metode ini mengandung tiga unsur ialah: Pemberian tugas,
Belajar, Resitasi.Tugas, merupakan suatu pekerjaan yang harus
diselesaikan.Pemberian tugas sebagai suatu metode mengajar merupakan suatu
pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran
tertentu.Dengan pemberian tugas tersebut siswa belajar, mengerjakan tugas.Dalam
melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu hasil ialah
perubahan tingkah laku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Tahap terakhir dan pemberian tugas ini adalah resitasi yang
berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau
dipelajari.Jadi metode pembenian tugas belajar dan resitasi atau biasanya
disingkat metode resitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru membenkan
suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggung jawabkan hasil tugas tersebut.
Resitasi sering disamakan dengan "home work" (pekerjaan
rumah),
Padahal sebenarnya berbeda.Pekerjaan rumah (PR) mempunyai
pengertian yang lebih khusus, ialah tugas-tugas yang diberikan oleh guru,
dikerjakan siswa di rumah.Sedangkan resitasi, tugas yang diberikan oleh guru
tidak sekedar dilaksanakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan di
perpustakaan, laboratonium, atau ditempat-tempat lain yang ada hubungannya
dengan tugas/pelajaran yang diberikan.Jadi resitasi lebih luas daripada
home-work. Akan tetapi keduanya mempunyai kesamaan ialah:
-
Mempunyai unsur tugas.
-
Dikerjakan oleh siswa dan dilaporkan
hasilnya.
-
Mempunyai unsur didaktis pedagogis.
Ø Kelebihan
dan kelemahan
·
Kelebihan :
-
Memberi kesempatan kepada siswa
untuk belajar lebih banyak.
-
Memupuk rasa tanggung jawab.
-
Memperkuat motivasi belajar.
-
Menjalin hubungan antara sekolah
dengan keluarga.
-
Mengembangkan keberanian
berinisiatif.
·
Kelemahan :
-
Memerlukan pengawasan yang ketat,
baik oleh guru maupun orang tua.
-
Sukar menetapkan apakah tugas
dikerjakan oleh siswa sendiri atau atas bantuan orang lain.
-
Banyak kecenderungan untuk saling
mencontoh dengan teman-teman.
-
Agak sulit diselesaikan oleh siswa yang
tinggal bersama keluarga yang kurang teratur.
-
Dapat menimbulkan frustasi bila
gagal menyelesaikan tugas.
8. Metode
Drill (Latihan)
Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan
latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh
suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu
selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang
pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih
keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga
menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.[7]
Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu
yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama.Perlu diperhatikan
latihan itu tidak diberikan begitu saja
Drill
wajar digunakan untuk :
-
Kecakapan motoris, misalnya :
menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya).
-
Kecakapan mental, misalnya:
Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan :
-
Tujuan harus dijelaskan kepada siswa
sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat
sesuai apa yang diharapkan.
9.
Metode
karyawisata
Metode karyawisata adalah
metode pengajaran yang dilakukan dengan mengajak para siswa keluar kelas untuk
mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok
bahasannya.
-
Keunggulan Metode
Karyawisata
1.
Dapat memberikan kepuasan
terhadap keinginan anak-anak dengan menyaksikan kenyataan, keindahan alam, dan
sebagainya,
2.
Dapat menambah pengalaman
pada siswa, dan guru mempunyai kesempatan yang baik untuk menerangkan suatu
objek dengan jelas,
3.
Melatih sikap siswa lebih
terbuka, objektif, dan luas pandangan mereka.
-
Kelemahan metode
karyawisata
1.
Metode ini akan gagal bila
mana menemui objek yang kurang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan,
2.
Waktu yang tersedia tidak
mencukupi dan menyita waktu pelajaran,
3.
Karyawisata membutuhkan
biaya transportasi dan akomodasi yang besar sehingga menjadi beban siswa dan
guru iti sendiri.
10. Metode Sistem beregu
Metode sistem beregu ini merupakan
gagasan baru yang berkembang sebagai salah satu minofasi metode mengajar dan
juga dikenal dengan Team Teaching. Team Teaching ialah suatu sistem mengajar
yang dilakukan oleh dua orang guru atau lebih dalam mengajar sejumlah siswa
yang mempunyai perbedaan minat, kemampuan, atau tingkat kelas. Tujuan metode
ini adalah pemberian bantuan kepada para siswa dan juga kepada pengajar. Para
pengajar dibantu pula dalam menjalankan tugas-tugasnya dalam bentuk team
mengajar tersebut.
-
Keunggulan metode Sistem
Beregu
1.
Setiap anggota regu
memiliki pengertian dan pandangan yang sama dan searah,
2.
Anggota regu akan dapat
tugas yang sesuai dengan kemampuannya,
3.
Adanya pembagian tugas,
memungkinkan bagi anggotanya untuk mendapatkan waktu yang senggang dan
dimaanfaatkan untuk pembinaan siswa lainnya,
4.
Sistem pengajaran dapat
melakukan diskusi dan bertukar fikiran atau pengalaman
-
Kelemahan Metode Sistem
beregu
1.
Sukar membentuk team yang kompak, kadang-kadang
didominasi oleh guru-guru yang cakap saja dan hal ini sukar untuk dihilangkan,
2.
Sangat rumit untuk mengatur
organisasi kelas yang lebih fleksibel,
3.
Team dapat merugikan siswa
bilamana hanya didasarkan atas pertimbangan ekonomis. Sebagai contoh:
menggabungkan kelas yang satu dengan yang lainnya dengan maksud agar menghemat
waktu giliran mengajar, dan sebagainya.[8]
Bab III
Penutup
A.
Kesimpulan
Dari uarain di atas maka pemakalah
menarik kesimpulan sebagai berikut:
Metode mengajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
dari proses menyajikan bahan pelajaran. Adapun macam-macam metode mengajar
terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya:
1.
Metode Ceramah
2.
Metode Tanya jawab
3.
Metode Diskusi
4.
Metode Kerja Kelompok
5.
Metode Demonstrasi dan
Eksperimen
6.
Metode Sosiodrama dan
Bermain Peran
7.
Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
8.
Metode Drill (Latihan)
9.
Metode Karyawisata
10. Metode sistem
Beregu
0 comments:
Post a Comment