makalah tentang tujuan pendidikan Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah pendidikan ini
semula berasal dari bahasa yunani, yaitu “paedagogie”,
yang berarti bimbingan yang di berikan kepada anak. Istilah ini kemudian
terjemahkan kedalam bahasa inggris dengan “education”
yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering
diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang
berarti pendidikan.
Dalam perkembangannya
istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan
sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam
perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang di jalankan oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok
orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang
lebih tinggi dalam arti mental. Dengan demikian pendidikan berarti, segala
usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak–anak untuk memimpin perkembangan
jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.
Didalam islam ada dua
istilah di pakai untuk pendidikan yaitu tarbiyah dan “ta’dib”. Kedua istilah
ini mempunyai perbedaan yang mencolok. Menurut Naquib al-Atas, tarbiyah secara
semantic tidak khusus di tunjukan untuk pendidik manusia, tetapi dapat di pakai
kepada spesies lain, seperti mineral, tanaman, dan hewan. Selain itu “tarbiyah” berkonotasi material; ia
mengandung arti mengasuh, menaggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara,
membuat, menjadikan bertambah bertumbuhan, membesarkan memproduksi hasil-hasil
yang sudah matang dan menjinakannya.
B.
Rumusan Masalah
Ø Apakah tujuan pendidikan islam ?
Ø Apakah tujuan pendidikan di Indonesia?
Ø Sebutkan macam-macam tujuan pendidikan
islam ?
C.
Tujuan
Kami sebagai pemakalah
bertjuan agar dalam pembuatan materi bisa menambah wawasan kita sebagai seorang
mahasiswa terutama dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam, dan khususnya
materi yang kami bahas ini dengan judul tujuan
pendidikan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan
berarti apa yang ingin di capai dengan pendidikan. Masalahnya adalah, manusia yang bagaimanakah
yang ingin dibentuk melalui pendidikan. Pendidikan Islam juga mempunyai tujuan
yang tersendiri sesuai dengan falsafah dan pandangan hidup yang digariskan
Al-Qur’an. Seperti yang dikatakan Muhammad Fadhil Al-Jamali, tujuan pendidikan
Islam menurt Al-Qur’an meliputi :
1) Menjelaskan posisi peserta didik sebagai
manusia diantara makhluk Allah lainya dan tanggung jawabnya dalam kehidupan
ini.
2) Menjelaskannya hubungannya sebagai
makhluk sosial dan tanggung jawabnya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
3) Menjelaskan hubungan manusia dengan alam
dan tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara memakmurkan alam
semesta.
4) Menjelaskan hubungannya dengan khaliq
sebagai pencipta alam semesta.
Ibnu Khaldun menyatakan
bahwah tujuan pendidikan Islam mempunyai dua tujuan, yaitu:
Ø Tujuan keagamaan, maksudnya ialah
beramal untuk akhirat, sehingga ia menemui Tuhannya dan telah menunaikan
hal-hak Allah yang di wajibkan ke atasnya.
Ø Tujuan ilmia yang bersifat keduniaan,
yaitu apa yang di ungkapkan oleh pendidikan moderen dengan tujuan kemanfaatan
atau persiapan untuk hidup.
Selanjutnya
Al-Ghazali berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam yang paling utma ialah
beribada dan Taqarrub kepada Allah,
dan kesempurnaan insani yang tujuannya adalah kebahagiaan dunia akhirat.
Selain
dari pandangan yang dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali dan Ibnu khaldun tentang
tujuan pendidikan Islam, terdapat para cendekiawan Islam dan ahli-ahli
pendidikan Islam yang lain membuat rumusan mereka masing-masing tentang tujuan
pendidikan Islam di antaranya:
Ø Prof. saleh abdul aziz dan dr, Abdul
Aziz Abdul Najid mengatakan, bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk
mendapatkan keridhaan u
Ø Allah dan mengusahakan penghidupan.
Ø Menurut Mustafa Amin bahwa tujuan
pendidikan Islam adalah mempersiapkan seseorang bagi amalan dunia dan akhirat.
Kalau
kita memperhatikan rumusan tujuan yang telah digariskan oleh para ahli pendidik
Islam tersebut maupun yang tertera pada Al-Qur’an dan Hadist nyatalah bahwa
tujuan pendidikan Islam tersebut bukanlah sekedar mencari kesenangan di duniawi
atau materi semata, akan tetapi menyangkut masalah keduniawiaan dan keukrawiaan
secara berimbang. Sikap seorang muslim terhadap kehidupan dunawi muslim
terhadap kehidupan duniawi dijelaskan oleh Al- Nadwi: mengenai sikapnya
terhadap kehidupan duniawi adalah sikap dari seorang yang memandang bukan
tujuan berakhir dan tujuan utama. Puncak kebahagian dan kemajuan, ia
menggangapnya hanyalah sebagai tahap penyeberangan yang harus dilalui dan
sebagai jalan untuk mencapai keberuntungan terbesar kehidupan abadi serta
kenikmatan yang disenanggi.
Hasan
Langgulung, menyatakan bahwa kebahagian di dunia berlaku dalam bentuk terhindar
dari segala yang mengacau dan mencelakakan hidup seperti penganiayaan, ketidakadilan,
bencana, siksaan, huruhara, kezholiman, pemerasan dan segala macam penyakit dan
bahaya. Kebahagian jenis ini diberikan kepada manusia yang beriman dan beramal
sholeh. Sedangkan kebahagiaan akhirat berlaku dalam bentuk terhindar dari siksaan,
baik di dalam kubur atau di akhirat sebelum sesudah menjalani pengadilan untuk
masuk surga atau neraka. Dua akan dicapai oleh pendidikan Islam mengandung
implikasi abadi dan positif. Abadi karena tujuan akhir tersebut menembus dimensi
ruang dan waktu, yaitu keselamatan di dua tempat dalam bentuk kesejahtraan yang
universal tak terbatas universal oleh ruang lingkup geografis maupun isme-isme
tertentu. Sedangkan positif karena tujuan yang akan dicapai itu senantiasa membimbing
perkembangan potensi bawaan manusia sebagai makhluk jasmaniah dan rohaniah
ciptaan Tuhan. Tujuan yang akan dicapai oleh tujuan pendidikan hasil rancangan
di dalam suatu Negara. Kekurangan dari tujuan
yang dilandasi oleh falsafah pendidikan yang demikian itu menurut
langgulung mengarah kepada tujuan kebendaan seperti yang terdapat didalam tujuan pendidikan di Negara kapitalis
dan komunis.
B.
Tujuan Pendidikan di Indonesia
Adapun tujuan
pendidikan di Indonesia sebagaimana terdapat dalam UU NO 20 Bab II Pasal 3 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Di dalam GBHN tahun
1988 tujuan pendidikan dinyatakan sebagai berikut:
Pendidikan nasional
berdasarkan pancasilah, bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertangung jawab, mandiri cerdas dan
terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Apabila analisa secara
mendalam sebenarnya tujuan umum pendidikan Islam dan tujuan pendidikan Nasional
di Indonesia pada hakekatnya tidak bertentangan bahkan mempunyai titik
persamaan, apabila pendidikan Nasional diletakkan secara proporsional dalam
rangka pendidikan Nasional, maka pendidikan Islam dapat menciptakan insan yang
beriman dan bertaqwa seperti yang dirumuskan didalam GBHN, dan sekaligus
berarti mendidik insan pancasila dan insan yang beragama.
Pendidikan memiliki
berbagai tujuan serius serta tanggung jawab sosial yang besar. Para pakar telah
mencurahkan berbagai upaya besar untuk menunjukkan tujuan-tujuan serta tanggung
jawab semacam itu. Namun mereka memiliki berbagai sudut pandang yang
berbeda-beda menyangkut pendefinisian tanggung jawab itu.
C.
Macam-Macam Tujuan Pendidikan Islam
Pandangan “objective oriented” (berorientasi pada
tujuan) mengajarkan ilmu atau kecapakan tertentu pada anak didiknya saja, akan
tetapi juga merealisir atau mencapai tujuan pendidikan. Tujuan merupakan sasaran
yang hendak di capai dan sekaligus merupakan pedoman yang memberi arah bagi
segalah aktivitas yang dilakukan.
Fadlil Al-Jamaly
merumuskan tujuan pendidikan Islam yang lebih rinci, sebagai berikut:
Ø Mengenalakan manusia akan peranannya
diantaranya sesama (makhluk) dan tanggung jawab pribadinya di dalam hidup ini.
Ø Mengenalkan manusia akan interaksi
sosial dan tanggung jawabnya dalam tata hidup bermasyarakat.
Ø Mengenalkan manusia akan alam ini dan
mengajar mereka untuk mengetahui hikmah diciptakannya serta memberikan kemungkinan
kepada mereka untuk mengambil manfaat dari alam tersebut.
Ø Mengenalkan manusia akan pencipta alam ini
(Allah) dan memerintahkan beribadah kepadanya (Al-Jamali, 1986:3).
Menurut Syaibany ada
tiga macam tahap tujuan pendidikan yaitu:
Ø Tujuan tertinggi atau terakhir yaitu
tujuan yang tidak di atasi oleh tujuan lain, sekalipun bertingkat-tingkat,
dibawahnya tujuan lain yang kurang dekat dan kurang umum daripadanya.
Ø Tujuan ‘am atau umum, yaitu
perubahan-perubahan yang dikehendaki yang diusahakan untuk mencapainya.
Ø Tujuan khas atau khusus yaitu perubahan-perubahan
yang diinginkan yang bersifat cabang atau bagian-bagian yang termasuk di bawah
tiap-tiap tujuan pendidikan ‘am dan utama.
Empat tujuan tersebut
meskipun saling berkaitan namun dapat
dimengerti bahwa tiga tujuan pertama adalah merupakan secara untuk mencapai
tujuan terakhir, yakni ma’rifatullah dan bertaqwa kepada-Nya, sedangkan
ma’rifat (mengetahui) diri, masyarakat dan aturan alami tiada lain hanyalah
merupakan sarana yang mengantarkan kita ke ma’rifatullah, Tuhan pencipta
semesta alam. Oleh sebab itu pendidikan Islam akan membentuk manusia yang
bertaqwa kepada Allah dan memperoleh keridlaan-Nya dengan menjalankan segalah
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Tujuan pertama terlalu
umum, tujuan ini merupakan cita-cita dan tujuan akhir, barangkali tidak akan
kunjung tercapai. Akan tetapai tujuan tersebut harus dijadikan pedoman bagi
seluruh tingkat pendidikan. Tujuan ketiga terlalu terinci, yang hanya
dibicarakan dalam setiap lembaga pendidikan. Dalam pembahasan mengenai tujuan
ini lebih difokuskan pada tujuan umum.
Tujuan umum pendidikan
itu biasanya dikaitkan dengan pandangan hidup yang diyakini kebenaranya oleh
penyusun tujuan tersebut. Didalam merumuskan tujuan itu pandangan hidup itulah
sebagai dasarnya. Pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk
memelihara kelanjutan hidupnya baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat,
oleh karenanya tujuan pendidikan haruslah berpangkal kepala falsafah dan
pandangan hidup yang berdasarkan agama. Hal ini disebabkan oleh realitas bahwa
pendidikan adalah merupakan hasil filsafat hidup suatu bangsa. Para filosof
mengunakan sarana pendidikan sebagai alat untuk menyebarkan dan seterusnya
mencapai cita-cita filosofis mereka. Oleh karena itu, fungsi pendidikan ialah
menyebarkan aliran filsafat tertentu dan mengajarkanya kepada manusia.
Perbedaan tujuan pada
beberapa bangsa/Negara dan para filosof dapat dilihat sebagai berikut:
1) Umum
Tujuan pendidikan di Sparta adalah
mempersiapkan laki-laki yang kuat jasmaninya dalam peperangan dan fasih
pembicaraannya di majelis-majelis.
2) Umum Ukrawi
Tujuan pendidikan di Athena adalah
mempersiapkan individu-individu supaya menjadi individu yang utuh (the exelence man as a man). Maksunya
ialah supaya seseorang itu mampu berdiri sendiri dan harmonis dalam tingkah
lakunya serta seimbang pula antara kekuatan jasmani dan rohaninya, serta baik
akhlaknya baik perkataan maupun berbuatannya.
3) Umum
Tujuan pendidikan di jepang adalah
menghasilkan pegawai-pegawai yang ikhlas dan setia kepada pekerjaan, dan
mempergunakan ilmu pengetahuan yang diperoleh untuk kepentingan kerajaan.
Para filosof juga
mempunyai rumusan yang berbeda tentang tujuan pendidikan.
Ø Aristoteles
Bahwa tujuan pendidikan ialah
mempersiapkan akal untuk memperoleh ilmu pengetahuan, sebagaimana bumi
disiapkan untuk tumbuh-tumbuhan dan tanaman.
Ø Imanuel kant
Tujuan pendidikan ialah untuk
mengangkat manusia kepada kesempurnaan yang mungkin dicapai.
Dari contoh-contoh
rumusan tujuan pendidikan dibeberapa Negara, maupun para filosof, menunjukan
bahwa tujuan pendidikan di sebuah negara, berbeda dengan tujuan pendidikan di
sebuah negara lain. Hal ini sudah barang tentu di sebabkan oleh faktor dasar
pendidikan yang bersumberkan kepada filsafat hidup bangsa itu yang
berbeda-beda. pada dasarnya pandangan filosofis juga para filosof telah
berbeda-beda rumusan mereka tentang tujuan pendidikan disebabkan berbedanya
pandangan hidup para filosof tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Tujuan pendidikan
berarti apa yang ingin di capai dengan pendidikan. Masalahnya adalah, manusia yang bagaimanakah
yang ingin dibentuk melalui pendidikan. Pendidikan Islam juga mempunyai tujuan
yang tersendiri sesuai dengan falsafah dan pandangan hidup yang digariskan
Al-Qur’an. Seperti yang dikatakan
Muhammad Fadhil Al-Jamali, tujuan pendidikan Islam menurt Al-Qur’an
meliputi:
1). Menjelaskan posisi peserta didik sebagai manusia
diantara makhluk Allah lainya dan tanggung jawabnya dalam kehidupan ini.
2). Menjelaskannya hubungannya sebagai makhluk
sosial dan tanggung jawabnya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
3). Menjelaskan hubungan manusia dengan alam dan
tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara memakmurkan alam
semesta.
4). Menjelaskan hubungannya dengan khaliq sebagai
pencipta alam semesta.
Ibnu Khaldun menyatakan
bahwah tujuan pendidikan Islam mempunyai dua
tujuan, yaitu:
Ø Tujuan keagamaan, maksudnya ialah
beramal untuk akhirat, sehingga ia menemui Tuhannya dan telah menunaikan
hal-hak Allah yang di wajibkan ke atasnya.
Ø Tujuan ilmia yang bersifat keduniaan,
yaitu apa yang di ungkapkan oleh pendidikan moderen dengan tujuan kemanfaatan
atau persiapan untuk hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Abd.
Halim Soebahar, MA, Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam
Mulia, 2002.
Arifin,
H.M, Kapita Selekta Pendidikan,Jakarta:Bumi
Aksara,1995.
Arief Rachman, seni mendidik islam ( Jakarta:Pustaka Zahra),2000.
Ramayulis,
Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam
Muliah),1994.
makalah tentang tujuan pendidikan Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah pendidikan ini
semula berasal dari bahasa yunani, yaitu “paedagogie”,
yang berarti bimbingan yang di berikan kepada anak. Istilah ini kemudian
terjemahkan kedalam bahasa inggris dengan “education”
yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering
diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang
berarti pendidikan.
Dalam perkembangannya
istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan
sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam
perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang di jalankan oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok
orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang
lebih tinggi dalam arti mental. Dengan demikian pendidikan berarti, segala
usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak–anak untuk memimpin perkembangan
jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.
Didalam islam ada dua
istilah di pakai untuk pendidikan yaitu tarbiyah dan “ta’dib”. Kedua istilah
ini mempunyai perbedaan yang mencolok. Menurut Naquib al-Atas, tarbiyah secara
semantic tidak khusus di tunjukan untuk pendidik manusia, tetapi dapat di pakai
kepada spesies lain, seperti mineral, tanaman, dan hewan. Selain itu “tarbiyah” berkonotasi material; ia
mengandung arti mengasuh, menaggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara,
membuat, menjadikan bertambah bertumbuhan, membesarkan memproduksi hasil-hasil
yang sudah matang dan menjinakannya.
B.
Rumusan Masalah
Ø Apakah tujuan pendidikan islam ?
Ø Apakah tujuan pendidikan di Indonesia?
Ø Sebutkan macam-macam tujuan pendidikan
islam ?
C.
Tujuan
Kami sebagai pemakalah
bertjuan agar dalam pembuatan materi bisa menambah wawasan kita sebagai seorang
mahasiswa terutama dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam, dan khususnya
materi yang kami bahas ini dengan judul tujuan
pendidikan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan
berarti apa yang ingin di capai dengan pendidikan. Masalahnya adalah, manusia yang bagaimanakah
yang ingin dibentuk melalui pendidikan. Pendidikan Islam juga mempunyai tujuan
yang tersendiri sesuai dengan falsafah dan pandangan hidup yang digariskan
Al-Qur’an. Seperti yang dikatakan Muhammad Fadhil Al-Jamali, tujuan pendidikan
Islam menurt Al-Qur’an meliputi :
1) Menjelaskan posisi peserta didik sebagai
manusia diantara makhluk Allah lainya dan tanggung jawabnya dalam kehidupan
ini.
2) Menjelaskannya hubungannya sebagai
makhluk sosial dan tanggung jawabnya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
3) Menjelaskan hubungan manusia dengan alam
dan tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara memakmurkan alam
semesta.
4) Menjelaskan hubungannya dengan khaliq
sebagai pencipta alam semesta.
Ibnu Khaldun menyatakan
bahwah tujuan pendidikan Islam mempunyai dua tujuan, yaitu:
Ø Tujuan keagamaan, maksudnya ialah
beramal untuk akhirat, sehingga ia menemui Tuhannya dan telah menunaikan
hal-hak Allah yang di wajibkan ke atasnya.
Ø Tujuan ilmia yang bersifat keduniaan,
yaitu apa yang di ungkapkan oleh pendidikan moderen dengan tujuan kemanfaatan
atau persiapan untuk hidup.
Selanjutnya
Al-Ghazali berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam yang paling utma ialah
beribada dan Taqarrub kepada Allah,
dan kesempurnaan insani yang tujuannya adalah kebahagiaan dunia akhirat.
Selain
dari pandangan yang dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali dan Ibnu khaldun tentang
tujuan pendidikan Islam, terdapat para cendekiawan Islam dan ahli-ahli
pendidikan Islam yang lain membuat rumusan mereka masing-masing tentang tujuan
pendidikan Islam di antaranya:
Ø Prof. saleh abdul aziz dan dr, Abdul
Aziz Abdul Najid mengatakan, bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk
mendapatkan keridhaan u
Ø Allah dan mengusahakan penghidupan.
Ø Menurut Mustafa Amin bahwa tujuan
pendidikan Islam adalah mempersiapkan seseorang bagi amalan dunia dan akhirat.
Kalau
kita memperhatikan rumusan tujuan yang telah digariskan oleh para ahli pendidik
Islam tersebut maupun yang tertera pada Al-Qur’an dan Hadist nyatalah bahwa
tujuan pendidikan Islam tersebut bukanlah sekedar mencari kesenangan di duniawi
atau materi semata, akan tetapi menyangkut masalah keduniawiaan dan keukrawiaan
secara berimbang. Sikap seorang muslim terhadap kehidupan dunawi muslim
terhadap kehidupan duniawi dijelaskan oleh Al- Nadwi: mengenai sikapnya
terhadap kehidupan duniawi adalah sikap dari seorang yang memandang bukan
tujuan berakhir dan tujuan utama. Puncak kebahagian dan kemajuan, ia
menggangapnya hanyalah sebagai tahap penyeberangan yang harus dilalui dan
sebagai jalan untuk mencapai keberuntungan terbesar kehidupan abadi serta
kenikmatan yang disenanggi.
Hasan
Langgulung, menyatakan bahwa kebahagian di dunia berlaku dalam bentuk terhindar
dari segala yang mengacau dan mencelakakan hidup seperti penganiayaan, ketidakadilan,
bencana, siksaan, huruhara, kezholiman, pemerasan dan segala macam penyakit dan
bahaya. Kebahagian jenis ini diberikan kepada manusia yang beriman dan beramal
sholeh. Sedangkan kebahagiaan akhirat berlaku dalam bentuk terhindar dari siksaan,
baik di dalam kubur atau di akhirat sebelum sesudah menjalani pengadilan untuk
masuk surga atau neraka. Dua akan dicapai oleh pendidikan Islam mengandung
implikasi abadi dan positif. Abadi karena tujuan akhir tersebut menembus dimensi
ruang dan waktu, yaitu keselamatan di dua tempat dalam bentuk kesejahtraan yang
universal tak terbatas universal oleh ruang lingkup geografis maupun isme-isme
tertentu. Sedangkan positif karena tujuan yang akan dicapai itu senantiasa membimbing
perkembangan potensi bawaan manusia sebagai makhluk jasmaniah dan rohaniah
ciptaan Tuhan. Tujuan yang akan dicapai oleh tujuan pendidikan hasil rancangan
di dalam suatu Negara. Kekurangan dari tujuan
yang dilandasi oleh falsafah pendidikan yang demikian itu menurut
langgulung mengarah kepada tujuan kebendaan seperti yang terdapat didalam tujuan pendidikan di Negara kapitalis
dan komunis.
B.
Tujuan Pendidikan di Indonesia
Adapun tujuan
pendidikan di Indonesia sebagaimana terdapat dalam UU NO 20 Bab II Pasal 3 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Di dalam GBHN tahun
1988 tujuan pendidikan dinyatakan sebagai berikut:
Pendidikan nasional
berdasarkan pancasilah, bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertangung jawab, mandiri cerdas dan
terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Apabila analisa secara
mendalam sebenarnya tujuan umum pendidikan Islam dan tujuan pendidikan Nasional
di Indonesia pada hakekatnya tidak bertentangan bahkan mempunyai titik
persamaan, apabila pendidikan Nasional diletakkan secara proporsional dalam
rangka pendidikan Nasional, maka pendidikan Islam dapat menciptakan insan yang
beriman dan bertaqwa seperti yang dirumuskan didalam GBHN, dan sekaligus
berarti mendidik insan pancasila dan insan yang beragama.
Pendidikan memiliki
berbagai tujuan serius serta tanggung jawab sosial yang besar. Para pakar telah
mencurahkan berbagai upaya besar untuk menunjukkan tujuan-tujuan serta tanggung
jawab semacam itu. Namun mereka memiliki berbagai sudut pandang yang
berbeda-beda menyangkut pendefinisian tanggung jawab itu.
C.
Macam-Macam Tujuan Pendidikan Islam
Pandangan “objective oriented” (berorientasi pada
tujuan) mengajarkan ilmu atau kecapakan tertentu pada anak didiknya saja, akan
tetapi juga merealisir atau mencapai tujuan pendidikan. Tujuan merupakan sasaran
yang hendak di capai dan sekaligus merupakan pedoman yang memberi arah bagi
segalah aktivitas yang dilakukan.
Fadlil Al-Jamaly
merumuskan tujuan pendidikan Islam yang lebih rinci, sebagai berikut:
Ø Mengenalakan manusia akan peranannya
diantaranya sesama (makhluk) dan tanggung jawab pribadinya di dalam hidup ini.
Ø Mengenalkan manusia akan interaksi
sosial dan tanggung jawabnya dalam tata hidup bermasyarakat.
Ø Mengenalkan manusia akan alam ini dan
mengajar mereka untuk mengetahui hikmah diciptakannya serta memberikan kemungkinan
kepada mereka untuk mengambil manfaat dari alam tersebut.
Ø Mengenalkan manusia akan pencipta alam ini
(Allah) dan memerintahkan beribadah kepadanya (Al-Jamali, 1986:3).
Menurut Syaibany ada
tiga macam tahap tujuan pendidikan yaitu:
Ø Tujuan tertinggi atau terakhir yaitu
tujuan yang tidak di atasi oleh tujuan lain, sekalipun bertingkat-tingkat,
dibawahnya tujuan lain yang kurang dekat dan kurang umum daripadanya.
Ø Tujuan ‘am atau umum, yaitu
perubahan-perubahan yang dikehendaki yang diusahakan untuk mencapainya.
Ø Tujuan khas atau khusus yaitu perubahan-perubahan
yang diinginkan yang bersifat cabang atau bagian-bagian yang termasuk di bawah
tiap-tiap tujuan pendidikan ‘am dan utama.
Empat tujuan tersebut
meskipun saling berkaitan namun dapat
dimengerti bahwa tiga tujuan pertama adalah merupakan secara untuk mencapai
tujuan terakhir, yakni ma’rifatullah dan bertaqwa kepada-Nya, sedangkan
ma’rifat (mengetahui) diri, masyarakat dan aturan alami tiada lain hanyalah
merupakan sarana yang mengantarkan kita ke ma’rifatullah, Tuhan pencipta
semesta alam. Oleh sebab itu pendidikan Islam akan membentuk manusia yang
bertaqwa kepada Allah dan memperoleh keridlaan-Nya dengan menjalankan segalah
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Tujuan pertama terlalu
umum, tujuan ini merupakan cita-cita dan tujuan akhir, barangkali tidak akan
kunjung tercapai. Akan tetapai tujuan tersebut harus dijadikan pedoman bagi
seluruh tingkat pendidikan. Tujuan ketiga terlalu terinci, yang hanya
dibicarakan dalam setiap lembaga pendidikan. Dalam pembahasan mengenai tujuan
ini lebih difokuskan pada tujuan umum.
Tujuan umum pendidikan
itu biasanya dikaitkan dengan pandangan hidup yang diyakini kebenaranya oleh
penyusun tujuan tersebut. Didalam merumuskan tujuan itu pandangan hidup itulah
sebagai dasarnya. Pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk
memelihara kelanjutan hidupnya baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat,
oleh karenanya tujuan pendidikan haruslah berpangkal kepala falsafah dan
pandangan hidup yang berdasarkan agama. Hal ini disebabkan oleh realitas bahwa
pendidikan adalah merupakan hasil filsafat hidup suatu bangsa. Para filosof
mengunakan sarana pendidikan sebagai alat untuk menyebarkan dan seterusnya
mencapai cita-cita filosofis mereka. Oleh karena itu, fungsi pendidikan ialah
menyebarkan aliran filsafat tertentu dan mengajarkanya kepada manusia.
Perbedaan tujuan pada
beberapa bangsa/Negara dan para filosof dapat dilihat sebagai berikut:
1) Umum
Tujuan pendidikan di Sparta adalah
mempersiapkan laki-laki yang kuat jasmaninya dalam peperangan dan fasih
pembicaraannya di majelis-majelis.
2) Umum Ukrawi
Tujuan pendidikan di Athena adalah
mempersiapkan individu-individu supaya menjadi individu yang utuh (the exelence man as a man). Maksunya
ialah supaya seseorang itu mampu berdiri sendiri dan harmonis dalam tingkah
lakunya serta seimbang pula antara kekuatan jasmani dan rohaninya, serta baik
akhlaknya baik perkataan maupun berbuatannya.
3) Umum
Tujuan pendidikan di jepang adalah
menghasilkan pegawai-pegawai yang ikhlas dan setia kepada pekerjaan, dan
mempergunakan ilmu pengetahuan yang diperoleh untuk kepentingan kerajaan.
Para filosof juga
mempunyai rumusan yang berbeda tentang tujuan pendidikan.
Ø Aristoteles
Bahwa tujuan pendidikan ialah
mempersiapkan akal untuk memperoleh ilmu pengetahuan, sebagaimana bumi
disiapkan untuk tumbuh-tumbuhan dan tanaman.
Ø Imanuel kant
Tujuan pendidikan ialah untuk
mengangkat manusia kepada kesempurnaan yang mungkin dicapai.
Dari contoh-contoh
rumusan tujuan pendidikan dibeberapa Negara, maupun para filosof, menunjukan
bahwa tujuan pendidikan di sebuah negara, berbeda dengan tujuan pendidikan di
sebuah negara lain. Hal ini sudah barang tentu di sebabkan oleh faktor dasar
pendidikan yang bersumberkan kepada filsafat hidup bangsa itu yang
berbeda-beda. pada dasarnya pandangan filosofis juga para filosof telah
berbeda-beda rumusan mereka tentang tujuan pendidikan disebabkan berbedanya
pandangan hidup para filosof tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Tujuan pendidikan
berarti apa yang ingin di capai dengan pendidikan. Masalahnya adalah, manusia yang bagaimanakah
yang ingin dibentuk melalui pendidikan. Pendidikan Islam juga mempunyai tujuan
yang tersendiri sesuai dengan falsafah dan pandangan hidup yang digariskan
Al-Qur’an. Seperti yang dikatakan
Muhammad Fadhil Al-Jamali, tujuan pendidikan Islam menurt Al-Qur’an
meliputi:
1). Menjelaskan posisi peserta didik sebagai manusia
diantara makhluk Allah lainya dan tanggung jawabnya dalam kehidupan ini.
2). Menjelaskannya hubungannya sebagai makhluk
sosial dan tanggung jawabnya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
3). Menjelaskan hubungan manusia dengan alam dan
tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara memakmurkan alam
semesta.
4). Menjelaskan hubungannya dengan khaliq sebagai
pencipta alam semesta.
Ibnu Khaldun menyatakan
bahwah tujuan pendidikan Islam mempunyai dua
tujuan, yaitu:
Ø Tujuan keagamaan, maksudnya ialah
beramal untuk akhirat, sehingga ia menemui Tuhannya dan telah menunaikan
hal-hak Allah yang di wajibkan ke atasnya.
Ø Tujuan ilmia yang bersifat keduniaan,
yaitu apa yang di ungkapkan oleh pendidikan moderen dengan tujuan kemanfaatan
atau persiapan untuk hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Abd.
Halim Soebahar, MA, Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam
Mulia, 2002.
Arifin,
H.M, Kapita Selekta Pendidikan,Jakarta:Bumi
Aksara,1995.
Arief Rachman, seni mendidik islam ( Jakarta:Pustaka Zahra),2000.
Ramayulis,
Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam
Muliah),1994.